Di zaman dahulu ada seorang Jendral dari negeri Tiongkok kuno yang mendapat
tugas untuk memimpin pasukan melawan musuh yang jumlahnya sepuluh kali lipat
lebih banyak. Mendengar kondisi musuh yang tak seimbang, seluruh prajuritnya
gentar kalau-kalau akan menderita kekalahan.
Dalam perjalanan menuju medan perang, Jendral itu berhenti di sebuah altar
vihara. Ia sembahyang dan berdoa meminta petunjuk para dewa. Sedangkan
prajuritnya menanti di luar vihara dengan harap-harap cemas. Tak lama
kemudian, sang Jendral keluar dari vihara.
Ia berteriak pada seluruh pasukannya, “Kita telah mendapat petunjuk dari
langit.” Lalu ia mengeluarkan koin emas simbol kerajaan dari sakunya. Sambil
mengacungkan koin itu ke udara ia berkata, “Sekarang, kita lihat apa kata
nasib. Mari kita adakan toss. Bila kepala yang muncul, maka kita akan
menang. Tapi bila ekor yang muncul, kita akan kalah. Hidup kita tergantung
pada nasib.”
Jendral lalu melempar koin emas itu ke udara. Koin emas pun berputar-putar
di udara. Lalu jatuh berguling-guling di tanah. Seluruh pasukan mengamati
apa yang muncul. Setelah agak lama menggelinding ke sana-kemari, koin itu
terhenti. Dan yang muncul adalah KEPALA. Kontan seluruh pasukan berteriak
kesenangan. “Hore..! Kita akan menang. Nasib berpihak pada kita, Ayo serbu
dan hancurkan musuh. Kemenangan telah pasti.”
Dengan penuh semangat Jendral dan pasukan itu bergerak menuju medan perang.
Pertempuran berlangsung dengan sengit. Ternyata dengan keyakinan dan tekad
yang membaja akhirnya musuh yang tak terhingga banyaknya dapat dikalahkan.
Jendral dan seluruh pasukannya betul-betul senang. Seorang prajurit berkata,
“Sudah kehendak langit, maka tak ada yang bisa mengubah nasib.”
Sesampai di ibu kota mereka disambut meriah oleh seluruh penduduk. Raja pun
terkagum-kagum mendengar kisah peperangan yang dashyat itu. Beliau bertanya
pada sang Jendral bagaimana ia mampu mengobarkan semangat pasukannya hingga
begitu gagah berani. Sang Jendral kemudian menyerahkan koin emasnya pada
Raja sambil berkata, “Paduka, inilah yang memberikan mereka nasib baik.”
Raja menerima dan mengamati koin emas itu yang ternyata kedua sisinya
bergambar: KEPALA..!
Renungan:
Tuhan maha adil, dan tidak ada orang yang dikecualikan. Yang bisa
menolong dirimu adalah dirimu sendiri. (adapted from The Book of ZEN -
Freedom of The Mind” - Tsai Chih Chung)
Thursday, July 30, 2009
Motivasi Juga Penentu Nasib
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
berat bahasannya nie :D
ReplyDeleteseorang jendral yg bijak dalam memimpin pasukannya, memberi semangat dan motivati kepada prajurit dalam menghadapi perang....bagus...bagusss..
ReplyDeletebhe bocah iki woconane abot-abot pek...
ReplyDeletedjendral yg bijak memang sanggup meminpin prajurit
ReplyDeleteitulah jaman dahulu selalu menurut pada atasan, tapi jaman sekarang sudah mulai menyusut kepercayaan pada atasan.
mudah-mudahan pertemanan antar sesama blogger tidak menyusut ya he,,he.
Great...!!! aku kalah...sumpah...bacaanya berat banget. Kapan aku bisa membaca seperti itu?
ReplyDeletePasukannya di bohongi tidak tau, kalau kedua mata sisi koin itu sama. Bodohnya...Xixixixixi....
jadi keinget maen ps 2 yang judulnya lupa, semacam permainan strategi tapi emank dengan memotivasi, baik diri sendiri maupun orang lain, hal itu bisa membuat semangat unutk tumbuh kembali
ReplyDeletesalam kenal :D